//
you're reading...
Enlightenment Corner

[enlightenment]: Berani Kotor Itu (kadang bisa berarti) Baik

Jargon iklan salah satu iklan deterjen yang kerap terdengar ini lama-lama menggelitik juga,..

Karena di dalamnya tersirat nilai hidup yang tinggiiiiii sekali,..

Pasti bingung kan?

Kok berkotor-kotor ria bisa dianggap baik?

Heuheuheu,..

Jangan bingung deeh,…

Ingat kata Rasulullah? Bahwa sesungguhnya semua amal perbuatan dilihat dari niatnya. Percuma kalo ngoyo-ngoyo berbuat baik di depan banyak orang hanya karena pengin nampang atau sekedar karena pengin jaim alias jaga image (hareeeee gini?!) karena pada akhirnya ketahuan kok mana yang berasal dari niatan yang murni atau mana yang karena hal-hal yang lain tadi.

Lalu apa hubungannya dengan berani kotor itu baik?

Hmmm,…pertama kita harus definisikan dulu apa itu ”kotor”

Lumpur? Tinja? (ups,..maaf)  Apa?

Okeh,…kata kotor disini mengarah pada situasi dan seseorang yang berada di dalam kondisi yang tidak layak atau dibawah standart-diluar orang-orang kebanyakan.

Yang berarti bisa hina, miskin, susah, sedih, bahkan kontroversial.

”Ra umum” jika meminjam istilah ayah saya untuk hal-hal yang tidak biasa dan tidak pantas di mata khalayak umum.

Setiap orang yang hidup di seluruh pelosok dunia ini pastilah menginginkan kehidupan seperti pada umumnya bangsa manusia, yaitu happily ever after.

Hidup senang, kaya, bahagia dengan keluarga dan teman-teman dll

Pastinya yang happy-happy deh,..

Yang kaya kawin ma yang kaya (makin kaya aje deee)

Yang pinter seharusnya ma yang pinter dong biar imbang

Yang ganteng pantesnya cuman ma yang cantik-cantik juga (pantes aku gak pernah dapet yang ganteng-ganteng,..hahaha!

Kepada para mantan:”Maafkan,..bukan berarti kalian nggak ganteng lhoh,..heuheu” )

Siapa juga yang mau hidup susah, miskin, atau hidup dengan kondisi yang kontroversi?

”Humility is the path to enlightenment”

Nah,..disini kata berani kotor itu baik bisa dimaknai menjadi sesuatu yang positif,..

Karena sebenarnya keadaan yang terlihat dan terasa kotor itu adalah sarana untuk mencapai tahap pencerahan dalam hidup dengan syarat kita berani dan ikhlas menjalaninya dengan niatan yang baik.

Sama seperti seorang ibu yang membiarkan anaknya berkotor-kotor ria karena belajar melukis dengan tangannya.

Berani kotor untuk belajar sesuatu yang positif.

Contoh lain,…seorang sahabat berani mengambil langkah untuk menjadi istri kedua dengan segala konsekuensinya meskipun semua orang mencercanya, termasuk keluarga dan teman-temannya.

Bukan berarti menyetujui tindakannya yang berarti menyalahi kepercayaanku sendiri untuk SAY NO TO LAKOR (LA-ki OR-ang) tapi sebagai seorang sahabat aku hanya bisa mengingatkan resiko-resikonya dengan niatan baik padanya, sisanya pasti tergantung pada keyakinan dan keikhlasannya untuk menjalani hidup yang dipilihnya.

Karena keberanian dan keikhlasannya itu,..sekarang dia masih baik-baik saja dengan pernikahannya.

Hidup berdampingan dengan rukun dan harmonis dengan suami dan keluarga dari istri pertamanya.

Semua konflik dia hadapi dengan sabar dan pasrah,..

Alhasil,..keadaan kontroversi yang bisa disebut kekotoran di mata publik itu men-transformasinya menjadi sosok wanita yang lebih bijak, sabar penuh dengan kelembutan.

Bedaaaaaaaaaaaa banget dengan sosoknya yang dahulu yang keras dan jaim abis.

Good for her,..Alhamdulillah

I think she pass her test this time.

Mau contoh yang lain?

Hmmm,…seseorang yang kukenal, berani menjalani sebuah perselingkuhan singkat yang menggelegakkan seluruh gairah hidupnya setelah dia mengalami perselingkuhan suaminya dengan puluhan wanita dalam kurun dua puluh tahun lebih perkawinannya.

Salah memang,…dilihat dari sudut manapun tetap sulit untuk dibenarkan.

Namun,..percayakah kamu jika ternyata pasca perselingkuhan itu, pernikahan mereka jauh lebih ”happening” ketimbang sebelumnya?

Posisinya tak lagi inferior dibanding dominasi sang suami yang jumawa.

Sang istri yang dulu tak lebih dari seorang konco wingking yang lemah lembut ternyata juga punya gairah yang meletup-letup.

Sang suami kena batunya, meskipun kejadian yang terjadi bukan dirancang untuk membuat laki-laki itu jera. Alhamdulillah-nya sang suami makin sayang padanya dan sang istri pun makin mengabdi pada sang suami karena pada dasarnya cinta dan hatinya hanya untuk sang suami

Dan mereka berbahagia hingga kini,..

Dari semua cerita itu ada pelajaran yang bisa diambil yaitu jangan pernah takut untuk keberanian untuk mengambil resiko dari sesuatu yang mungkin dipandang oleh kaca mata umum tidak pantas atau kotor jika memang perlu. Lakukan semua itu dengan niat baik.

Semua hal mengandung pelajaran.

Siapa yang berani mengambil tantangan yang bermakna peningkatan kualitas hidup secara spiritualitas maka dia akan tercerahkan.

Yang penting harus tetep iqro

Namun bukan berarti semua yang umum,..wajar,…indah-indah di mata manusia lain adalah yang salah dan membenarkan yang lainnya.

Tidak ada yang absolut di dunia ini.

Semua penuh dengan kontradiksi.

Dualisme.

Seringkali pihak yang mencibir akan segera merasakan semua hal yang dulu dicibirnya,..

Bersikaplah fair dan bijak dalam hidup.

Empatif, adaptif tapi tetap berprinsip.

Lentur namun keras seperti bambu sehingga multi manfaat,…

Ditulis untuk mengumpulkan nyali dan niat baik supaya berani mengambil keputusan-keputusan kontroversi jika perlu (lagi?! Gak kapok?..)

| Surabaya | Jemursari | October, 17 2008 |

About shitadewi

D.Rishita Dewi | @shitadewi Shita Dewi, panggilan akrab dari Dian Rishita Dewi, adalah seorang yang selalu jatuh cinta pada kehidupan yang ada di sekelilingnya, baginya semesta adalah sumber inspirasi yang tak kunjung habis untuk dicermati, dipahami, diselami dan dituliskan kembali,… Dengan menulis, Shita Dewi yang lahir di tanggal 11 Januari 1977 ini percaya bahwa menulis adalah bagian dari penyelarasan antara jiwa dengan raganya, antara hati dengan alam pikir dan imajinasinya, penyeimbang ditengah kegiatannya sebagai wanita karir yang mengabdi di salah satu perusahaan Astra Group, certified hypnotherapist dan trainer seminar-workshop hypnotheraphy dan part-timer coach Marketing, konselor Tarot serta sebagai seorang istri dari George Erlangga Siregar. Sejak kecil Shita Dewi memilih menulis sebagai sarana untuk mewujudkan impian masa kecilnya meskipun hanya dalam bentuk buku harian yang beberapa diantaranya sempat dimuat di majalah sekolah dalam bentuk cerita pendek, namun secara tak terduga justru impian masa lalu yang tertuang dalam bentuk cerita itu telah mewujud dalam kehidupan nyata yang kini dia alami. Tak heran jika, Shita Dewi ingin tetap menulis, dengan keyakinan bahwa menulis akan membawanya pada perwujudan dari impian-impiannya. Melihat, Berpikir, Inspirasi, Berbuat, Menjadi

Discussion

No comments yet.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

September 2010
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930  

Pages

MindEvolution Theraphy

+6289678416066
Mon-Fri : 19.00-23.00
Saturday: 15.00-18.00

Statistik Blog

  • 22,366 hits

@shitadewi

shitadewi

shitadewi

D.Rishita Dewi | @shitadewi Shita Dewi, panggilan akrab dari Dian Rishita Dewi, adalah seorang yang selalu jatuh cinta pada kehidupan yang ada di sekelilingnya, baginya semesta adalah sumber inspirasi yang tak kunjung habis untuk dicermati, dipahami, diselami dan dituliskan kembali,… Dengan menulis, Shita Dewi yang lahir di tanggal 11 Januari 1977 ini percaya bahwa menulis adalah bagian dari penyelarasan antara jiwa dengan raganya, antara hati dengan alam pikir dan imajinasinya, penyeimbang ditengah kegiatannya sebagai wanita karir yang mengabdi di salah satu perusahaan Astra Group, certified hypnotherapist dan trainer seminar-workshop hypnotheraphy dan part-timer coach Marketing, konselor Tarot serta sebagai seorang istri dari George Erlangga Siregar. Sejak kecil Shita Dewi memilih menulis sebagai sarana untuk mewujudkan impian masa kecilnya meskipun hanya dalam bentuk buku harian yang beberapa diantaranya sempat dimuat di majalah sekolah dalam bentuk cerita pendek, namun secara tak terduga justru impian masa lalu yang tertuang dalam bentuk cerita itu telah mewujud dalam kehidupan nyata yang kini dia alami. Tak heran jika, Shita Dewi ingin tetap menulis, dengan keyakinan bahwa menulis akan membawanya pada perwujudan dari impian-impiannya. Melihat, Berpikir, Inspirasi, Berbuat, Menjadi

View Full Profile →

%d bloggers like this: