Clar-i-ty\ ’klarate\ n : clearness
Clar-i-fy \ ‘klaa’fi\ vb – field : -fy*ing : make or become clear
n – field : -fy*er : person who make things become clear
Kalo pas hati jenuh, bosan dan kehilangan inspirasi paling enak kalo duduk di tempat deket kolam atau aquarium ikan.
Yang bening,..hijau,…ikannya macem-macem, ada suara gemericik air
Berasa adeeeeeeem gitu,…
Adem di mata yang ujung-ujungnya adem di hati.
Hohoho,..
Ibarat kolam ikan atau aquarium yang bening, hidup juga terasa lebih menyejukkan jika kita dalam suasana yang jernih dan berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Tanaman yang hijau kebagian sebagai produsen oksigen plus sebagai salah satu sumber kehidupan bagi ikan-ikan yang hidup di kolam
Udang-udang kecil yang hidup disela-sela tanaman air, beruntung bisa tetep hidup lama karena setiap saat akan jadi bahan santapan ikan.
Ikan dengan warna yang cantik-cantik kebagian peran sebagai pemeran utama. Kerjanya mondar-mandir dan megal megol, menghibur manusia yang memandang kolam ikan untuk refreshing.
Semua mahluk berbahagia,…(termasuk manusianya)
Tapi,…bukan kehidupan kalo semuanya lancar-lancar jaya aja. Bagaimanapun idealnya, sesempurna apapun keadaannya pasti ada gangguannya pula.
Layaknya kolam, kehidupan yang awalnya jernih dan bebas lumpur suatu saat pasti ada gangguan juga yang bikin hati sedih, gundah gulana.
Dalam hidup, kekeruhan bisa berarti masalah yang datang dari kebohongan, affair ataupun unappropriate attitude yang melampaui batas.
Kalau dah gitu,…wes lah mumet,..karena jadi bingung bedain mana lawan mana teman. Campur baur karena sulit untuk ngeliatnya.
Kala kekeruhan melanda, sebenarnya ada juga yang diuntungkan yaitu orang-orang yang mengambil kesempatan tanpa ada yang nyadar, kala semua orang gi panik karena berusaha untuk melihat situasi dengan hati yang jernih.
Namanya juga hidup pasti ada yang rugi dan ada pula yang untung kan?
Repotnya, ada orang-orang yang memang senengnya hidup dari kekeruhan hidup.
Mengambil keuntungan dari kesusahan orang lain.
Meng-hak-i sesuatu yang bukan hak nya.
Tipu sana tipu sini.
Memanipulasi keadaan demi kepentingan pribadi atau golongan.
Orang-orang munafik,…yang berlagak alim padahal doyan
Orang-orang yang gak punya manner
Orang-orang yang jaim karena tidak ingin niatannya sesungguhnya ketahuan.
Bukan berarti mereka pengecut tapi karena memang mereka pikir kekeruhan itulah zona nyaman mereka.
Aman dan nyaman dari pertanyaan-pertanyaan kritis dari orang sekitar
Aman dan nyaman dari pengamatan khalayak ramai.
Jelas aman dari kritikan
Bisa melenggang kakung,…megal megol (^_^)
Hmmmmmm,…….suka speechless kalo dah gini
Tapi,..
Bukan berarti ikan yang suka ngumpet dibawah batu itu binatang yang terkutuk.
Salah jika kita memiliki pola berpikir yang ekstrem seperti itu.
Sesungguhnya dunia ini memiliki hukum keseimbangan, yang berarti sesuatu itu syah-syah saja asal tidak melanggar batas.
Batas norma, agama terutama batas hati nurani. Yang konon itu adalah ”suara Tuhan” di dalam diri kita, yang selalu memanggil kita untuk ingat padaNya.
Sembunyi, ngumpet, jaim, tidak salah salah asal tidak dilakukan untuk menutupi sesuatu yang busuk.
Apalagi menutup aurat? Hukumnya wajib kan? Apalagi yang punya kelebihan lemak macam saya?? Amit-amit kalau tidak pake baju, pasti menimbulkan pemandangan yang sungguh tidak indah dipandang mata.
Hahahahaha!!!
Sebaliknya mengklarifikasi, membedah masalah, investigasi dll juga syah-syah saja asalkan niatnya untuk menjernihkan masalah, bukan untuk mempermalukan orang lain, bahkan bukan juga untuk menjatuhkan/mendeskreditkan nama baik orang lain di khalayak ramai.
Hati-hati,..ntar bisa berakibat ngamar di bui lho, gara-gara kena pasal pencemaran nama baik ataupun pembunuhan karakter yang akhir-akhir ini santer jadi alasan paling populer untuk gugat menggugat di kalangan selebritis Indonesia. Heheheu,..sok kuliah hukum deee (^_^)
Dan satu hal yang mesti dipahami bahwa menjadi seseorang yang berani menerjang arus untuk terus berkata dan berbuat jujur, komunikatif dan terbuka pun punya cobaannya sendiri karena kejujuran tidak berlaku satu arah tapi dua arah. Jangan harap bisa jadi clarifyer yang handal jika belum bisa terapin ke diri sendiri, yang ada malah dilempar sandal karena dianggep no action talk only
Qeqeqeqe (^_^)
Sesungguhnya yang paling pas ya berperan sesuai dengan peran masing-masing yang diberikan oleh Tuhan. Seperti halnya biota yang berada di dalam aquarium atau kolam ikan.
Yang belum bisa bertindak ”benar” dan sulit untuk ikut menjaga kejernihan air di aquarium dan bisanya cuman bikin keruh akan belajar bagaimana membuat kekeruhan yang baik dengan peluang keuntungan yang besar tanpa ada yang sakit hati..
Yang bagian menjernihkan suasana akan terus-terusan belajar bagaimana menjernihkan masalah tanpa emosi, membedah permasalahan dengan meminimalkan resiko rasa sakit, mengungkapkan masalah tanpa mendeskreditkan orang lain,..
Yang ngambang bak plankton dan mengikuti aliran air juga boleh-boleh saja terus bergerak mengikuti mana yang lebih menguntungkan, asalkan tetap memberi manfaat,..dan asalkan gak milih-milih maunya dimakan ma siapa,…hehehe
Yang memilih jadi gulma dengan menempel di mahluk hidup lain juga nantinya akan belajar bagaimana menjadi gulma yang baik tanpa harus jilat sana-jilat sini.
Weeeks!
Apalagi yang jadi tumbuhan air, insya Allah akan makin diberi kebesaran hati dan kemudahan rejeki karena memberi makan mahluk hidup lainnya serta memasok oksigen bagi kelangsungan hidup biota yang ada di dalam aquarium.
Semua punya bagiannya sendiri,..dan semua tergantung pada pilihan hidupnya.
Mau jadi ikan sapu-sapu yang bersihin lumut, kotoran dan air di dalam kolam?
Atau maunya jadi kotoran ikan yang bikin keruh air di dalam kolam?
Semuanya pilihan,…
Bukankah hidup ini adalah tentang mengambil pilihan dan mempertanggung jawabkan pilihan itu kepadaNya?
”Ketahuilah ! Mereka melipat hatinya, supaya (pikirannya) tersembunyi daripada (Allah). Ingatlah ! Pada waktu mereka menutupi dirinya dengan bajunya, (Allah) mengetahui apa yang mereka sembunyikan, dan apa yang mereka nyatakan. Sungguh, Ia mengetahui segala isi hati. ”
QS Huud 11 : 5
Berusaha melenturkan hati selentur-lenturnya, agar tak mudah patah kala ditekan perubahan
| Surabaya | Jemursari | September, 13 2009 |
Discussion
No comments yet.